Solusi Ide, perusahaan kreatif yang saya kelola, terus mendapatkan kepercayaan dari perusahaan besar. Mulai Januari ini, sebuah perusahaan otomotif terbesar di tanah air memercayakan pengerjaan majalah internal perusahaan (in house magazine) mereka kepada kami. Sambil menunggu kontrak dengan vendor lama berakhir, untuk beberapa edisi kami diminta untuk memoles aspek redaksional. “Tolong bantu kami menghadirkan artikel-artikel yang enak dibaca,” demikian pesan dari klien tersebut.
Mulailah kami bekerja. Pengalaman mengerjakan majalah serupa di grup bisnis perusahaan yang sama, yakni perusahaan asuransi korporat, asuransi kendaraan, dan pembiayaan, memudahkan kami dalam menerjemahkan laporan-laporan “kaku” yang mereka susun menjadi artikel yang bernas dan renyah dibaca.
Kali ini, saya sendiri yang terjun langsung membesut naskah. Pekerjaan sebagai editor seperti ini selalu menggairahkan saya. Selalu ada hal baru yang saya temui. Hal baru berarti pengetahuan dan keterampilan baru.
Perkenankan saya berbagi tentang bagaimana saya bekerja untuk menghasilkan isi majalah internal perusahaan yang berkelas:
Pertama, mengenali profil perusahaan. Perusahaan yang memercayakan pengerjaan majalah internalnya kepada kami adalah perusahaan internasional. Kelas dunia. Mereka berdiri kokoh di atas nilai-nilai keutamaan tertentu. Dalam hal ini, klien kami mengutamakan etos efisiensi, kedisiplinan, kerja keras, dan kualitas terbaik. Dengan demikian, kami mesti mengemas setiap artikel dalam kerangka itu. Sebagian atas keseluruhan etos itu mesti tampak dalam setiap artikel. Dalam teori pemasaran, brand yang abstrak sekalipun mesti bisa terbaca riil dalam cuilan-cuilan cerita yang melekat pada perusahaan tersebut. Dengan menyebut salah satu aspek saja, setiap artikel mesti mampu mengantarkan asosiasi pembaca kepada brand perusahaan tersebut.
Kedua, membaca segmen pembaca. Sebagai majalah internal perusahaan, target pembaca majalah ini terbatas pada pemegang saham, jajaran eksekutif perusahaan, karyawan, dan rekanan perusahaan. Pembaca seperti ini diandaikan sudah tahu tentang budaya perusahaan sekaligus perlu terus diingatkan akan budaya tersebut. Mereka orang di dalam lingkaran. Ada yang berada di lingkaran pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan, hingga objek kebijakan. Oleh karena itu, tulisan-tulisan yang hadir mesti secara jelas menjangkau ke semua lapis lingkaran tersebut. Bagi pengambil kebijakan, tulisan yang tersaji mesti tepat mewakili apa yang mereka maksud.
Ketiga, memastikan terminologi. Motor, injeksi, mekanik, rotasi, dan centimeter cubic (cc) adalah contoh-contoh istilah yang khas dan kerap berseliweran di ruang komunikasi perusahaan otomotif. Kami dituntut belajar cepat mengenali dan memahami istilah-istilah tersebut. Saat menulis, kami juga mesti memastikan bahwa istilah-istilah yang kami hadirkan benar-benar tepat penggunaannya. Sebagaimana otomotif adalah dunia yang syarat dengan presisi, menulis pun sebaiknya demikian. Penggunaan istilah yang tepat sangat membantu mewujudkan komunikasi yang bisa dimengerti. Jika komunikasi mengandung perintah, maka perintah tersebut mesti diterima dan dilaksanakan sesuai dengan maksudnya.
Keempat, memastikan target misi. Tujuan sebuah perusahaan menerbitkan majalah internal bermacam-macam. Ada yang sekadar ingin menghadirkan beragam informasi tentang peristiwa apa saja yang berlangsung di perusahaan. Ada yang lebih dari itu hendak menekankan nilai-nilai perusahaan. Yang terakhir inilah yang dikehendaki klien kami. Mereka ingin menyugestikan budaya perusahaan “corporate values” kepada pembaca majalah yang notabene adalah orang-orang di lingkaran dekat perusahaan. Tentang kerja keras mereka tunjukkan lewat artikel yang memberitakan pencapaian omset dan jumlah unit yang terjual dalam periode tertentu. Tentang kompetensi dan profesionalitas mereka paparkan lewat informasi tentang pelatihan bagi mekanik dan staf bengkel. Tentang kerapian mereka sajikan lewat angka-angka dalam laporan keuangan. Tentang kepekaan sosial mereka resapkan lewat pemberian bantuan bagi usaha-usaha kecil yang tak selalu berkait dengan bisnis perusahaan. Tugas kami adalah memastikan bahwa setiap artikel yang kelak naik cetak mengusung pesan tersebut.
Kelima, ketepatan waktu. Aspek ini memang tidak berkait langsung dengan teknis pekerjaan tulis-menulis. Meski demikian, pekerjaan yang selesai tepat waktu akan berdampak positif bagi keseluruhan nilai pekerjaan. Rantai pekerjaan ke tahap berikutnya menjadi lancar. Majalah hadir tepat waktu ketika pembaca sedang merindukannya. Proses pekerja pun sebangun dengan isi pekerjaan.
Saya senang berkesempatan memudahkan perusahaan besar.
Salam hangat,
@AAKuntoA
[http://aakuntoa.com; aakuntoa@solusiide.com]