Blog

Melepas Sanggul dan Kebaya Kartini

kartiniMasih jamak, peringatan Hari Kartini ditandai dengan lenggak-lenggok peragaan budaya daerah. Entah di sekolah, lembaga pemerintah, maupun kelompok masyarakat, sebatas memaknai Kartini dalam simbol-simbol yang mewakili citra ketradisionalan. Kartini diidentikkan dengan masa lalu yang kuno. Masih relevankah sikap seperti itu?

Baik bahwa Kartini juga dilambangkan sebagai sosok pejuang emansipasi perempuan. Surat-suratnya kepada sahabat-sahabat pena, yakni sahabat-sahabat penanya, yakni Estella H Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Nyonya Abendanon-Mandri, Prof Anton dan Nyonya, Hilda G de Booij, dan Nyonya van Kol, yang kemudian dibukukan oleh JH Abendanon menjadi buku Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang), dirujuk sebagai sumber referensi tentang emansipasi tersebut.

Apakah surat-surat Kartini masih dibaca hingga kini? Apakah perjuangan emansipasi perempuan masih merujuk dari teks tersebut? Pada perikop mana saja surat Kartini selalu relevan untuk dihadirkan ulang pada perayaan hari kelahirannya?