“Jika karena ini aku dikeluarkan dari Jesuit, aku akan tetap mempertahankan imamatku!”
Ora Ngerti, Jawaban Diplomatis untuk Tak Mengungkap Rahasia
Kisah Rajawali, Bangkit dan Berdamai dengan Trauma
Kisah penyintas Covid-19: kajian autoetnografis
Berapa lebar batas hidup dan mati? Berapa tebal batas pengharapan dan kepasrahan? Berapa luas batas amarah dan pengampunan?
Kini saya tahu jawabannya: xxvi+224 halaman buku “Memoar Covid-19″ karya Izak Y. M. Lattu.
Untuk anda yang pernah bergulat dengan Covid-19, baik sebagai pasien, keluarga pasien, tetangga pasien, tenaga medis, relawan/satgas, peneliti, atau apa pun, buku ini sangat layak anda baca. Isi buku ini komplet, berupa catatan penulis sebagai penyintas, kajian penulis sebagai intelektual/dosen, dan refleksi penulis sebagai pendeta dan tokoh lintas agama.
Naikkan Kesadaran Finansial Supaya Tetap Kokoh di Segala Situasi
Cerita berikut ini rasanya bukan monopoli saya. Anda mungkin pernah mendengarnya? Atau anda bagian dari cerita ini?
# Tiba-tiba berubah
N, teman semasa kuliah, mengirim pesan singkat yang sesingkat itu bikin lidah saya tercekat. Sudah sangat lama kami tidak berkabar. Terakhir, jika tak salah mengingat, saya kirim salam doa untuknya di hari kematian suaminya. Sejak itu, kami hanya saling tahu kabar lewat beranda media sosial. Ia banyak berbagi kisah lewat foto bagaimana membesarkan ketiga anak yang yatim sepeninggal ayahnya.
Kuatkan Sayap untuk Terbang Jauh dan Tinggi Saat Dicap “Kutu Loncat”
“A bird sitting on a tree is never afraid of the branch breaking, because its trust is not on the branch, but on its own wings. Always believe in yourself.” (Charlie Wardle)
Kenapa sekarang saya menjadi agen asuransi? Apakah saya masih menulis?
Dua pertanyaan itu kerap saya dengar langsung dari teman dan kolega yang mengenal saya sejak lama sebagai penulis (writer) dan pelatih penulis (coachwriter). Ada tersembunyi kebingungan apa hubungan kedua pekerjaan tersebut?
Ganjuran-Sabirin, Jejak Sepeda Kayuh dari Stela Dus hingga De Britto
Ujian sekolah diundur, ujian kehidupan dimajukan. Inilah sebagian kisah, dan alumnae SMA Stella Duce 1 ini tokoh utamanya, hingga saya bisa sekolah di SMA Kolese de Britto.
Oktober 1965 jadwal ujian kelulusan SMP. Diundur. Pecah gestok (gerakan satu oktober); kudeta merangkak militer pada pemerintah berkuasa.
Ibu salah satu peserta ujian itu. Ia bersekolah di SMP Kanisius Ganjuran, Bantul. Masih sangat belia untuk memahami situasi. Radio transistor yang dibeli Mbah Kakung, ayah Ibu, baru layak dengar isi beritanya oleh dua kakak lelakinya: Kangmas Pertama dan Kangmas Kedua.