Dari desa bekal hidup kami himpun. Kembali ke desa kami menimbanya kembali. Di gubug 16 kami duduk setengah […]
Lulusan Pakem
Mas Paspampres
Saat jadi presiden nanti, bagaimana pun Jokowi akan selalu dikawal Paspampres. Tak sebebas dulu.
Latah, saya ikut bikin surat terbuka. Latah, surat ini tak saya kirimkan ke alamat tujuan namun langsung saya buka. Latah, mengirim tanpa benar-benar mengirim. Dan, latah, berharap kiriman yang tak pernah dikirim akan sampai tujuan.
Tak mengapa latah. Toh, sebagai penulis, saya jadi punya ide untuk turut menulis. Menulis surat terbuka. Surat terbuka jadi ide menulis. Temanya “surat terbuka”. Bentuknya “surat terbuka”.
Bukan kepada presiden. Bukan apa-apa. Sudah banyak yang menulis begitu. Jadi mesti kirim ke orang lain. Supaya beda. Supaya dibaca. Dibaca siapa? Ya entah, namanya juga surat terbuka.
Namun, untuk gaya-gaya, saya menulis surat ini untuk mereka yang mungkin anda juga menaruh perhatian kepada mereka: Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden). Mungkin. Atau, setidaknya, dengan surat ini saya yakinkan anda untuk mulai menaruh perhatian pada mereka.
Incoming search terms:
- alamat presiden jokowi
- paspampres ribut polri
- cara mengirim surat ke presiden
- alamat kantor presiden jokowi
- cara mengirim surat ke presiden jokowi
- Cara kirim surat ke jokowi
- cara mengirim surat kepada presiden
- alamat surat presiden jokowi
- cara kirim surat ke presiden jokowi
- cara mengirim surat untuk presiden
Berhenti Menonton
Hirup kebaikan. Hembus racun.
Ini hari kesepuluh saya tak lagi menonton teve merah itu. Oh, menonton sebentar saat Jerman menaklukkan Argentina 1-0 di menit-menit terakhir perpanjangan waktu final Piala Dunia, Senin, 21 Juli 2014 dinihari waktu Rio De Janeira, Brasil.
Tepatnya sejak sore usai coblosan pemilihan presiden, Rabu Wage, 9 Juli 2014, saya menyatakan tak lagi menonton teve milik pengusaha yang ketua partai politik itu. Saya tidak mau memakan sampah. Saya tidak mau mencium anyir. Saya tidak mau menelan racun. Keputusan saya ini saya tabuhkan secara ringan selayaknya teman-teman yang seringan itu memutuskan berhenti merokok. Ya, kalau mau berhenti merokok ya berhenti saja. Tidak usah berencana gaduh-gaduh atau datang ke saya minta dihipnoterapi. Berhenti merokok saja pakai hipnoterapi…
Presiden Jokowi
Judul tulisan ini sudah terang-benderang menunjukkan keberpihakan politik saya. Saya sungguh berharap Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia. Untuk itu, saya turut mengusahakan agar keluarga, teman, dan warga masyarakat di sekitar saya naik di gerbong yang sama.
Sepakat dengan semangat “orang baik pilih orang baik”, saya pun mengupayakan cara-cara baik dalam menghimpun dukungan. Cara baik yang saya tempuh adalah mencari dan mengumpulkan informasi penting tentang calon presiden Jokowi, memetakan kebaikan dan prestasinya, mengritisi kekurangan dan kelemahannya, menghitung konsekuensi atas berhasil-gagalnya pilihan saya ketika Jokowi nanti menjadi presiden, dan—ini yang tak kalah penting—kontribusi apa yang akan saya sumbangkan sebagai warga negara ketika Jokowi menjadi presiden.
Sampai di sini mungkin ada di antara anda yang bertanya kenapa saya langsung menyebut Jokowi? Kenapa saya tidak menyebut pasangannya?