Dalam beberapa kali tulisan, saya menyampaikan betapa penting sebuah bisnis dibangun dengan cerita. Cerita dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan tentang bisnis, baik ke internal maupun eksternal.
Dalam NLP (neuro-linguistic programming), cerita dipercaya mampu membangun kepercayaan pendengar lewat serapan pikiran bawah sadar. Lewat cerita, pesan-pesan khusus suatu bisnis disampaikan secara tepat namun lembut. Pesan-pesan penting bisa diselipkan di tengah-tengah cerita di saat pendengar sedang sangat menikmati sambil mengizinkan pikiran kritisnya istirahat.
Minggu ini kita sudah memasuki tahun baru. Lazimnya, tahun baru ditandai dengan semangat dan strategi baru. Dalam hal ini, tahun baru perlu dibuka dengan cerita baru. Ini penting supaya pelanggan kita lebih percaya akan langkah yang akan kita tempuh di waktu yang akan datang. Penyampaian cerita secara terbuka membuka pula harapan akan keterbukaan bisnis yang kita jalankan.
Setidaknya, ada tiga langkah dalam menyusun cerita bisnis supaya kesan pertama sungguh menancap di benak pelanggan. Ketiganya sudah diuji oleh Paul Smith dalam buku apiknya Lead with A Story; memimpin dengan sebuah cerita.