Blog

Jaga Film di Kepala, Nggak Nonton “Warkop DKI Reborn”

Film Warkop DKI Reborn

Peristiwa terjadi sekali di dunia. Peristiwa lahir berkali-kali di kepala. Masihkah mau melahirkan lagi peristiwa yang sudah mendunia?

Walau dikabarkan terlaris sepanjang masa, film WARKOP DKI REBORN tidak masuk dalam daftar film yang harus saya tonton. Bukan karena tidak suka atau karena film ini jelek. Tidak. Ada alasan lain.

Bersuaralah Walau Tak Ber-KTP DKI Jakarta!

Bersuara Tanpa Harus Ber-KTP Jakarta

“Kalau tidak ber-KTP Jakarta nggak usah ikut komentar!”

Kira-kira begitu bunyi sebuah pernyataan di media sosial. Seru. Banyak akun berseteru di media sosial berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Saya bilang akun karena, bukan orang, karena yang berkomentar belum tentu orang. Bisa mesin. Pembaca yang i-mers tentu paham maksud saya. Bagi yang tidak paham tanyalah pada yang paham. Bukan pada saya yang terang.

Sikap saya:

  1. Bagi yang tidak ber-KTP Jakarta, ikutlah berkomentar! Bebas!
  2. Bagi yang mempersoalkan KTP di media sosial, pulanglah, santap makanan bergizi, boci, dan belajarlah!

Banting Akal, Penulis Pantang Hilang Akal

Buku Premium Jual MahalSangat mengusik pertanyaan NLP ini: apa beda yang membedakan?

Di sebuah gudang penerbit, pekan ini, digelar obral buku. Semua lima ribu. Kabarnya begitu. Saya tak mendekat, juga tak mencari tahu.

Pernah memimpin penerbitan, dan punya penerbit sendiri, serta lebih-lebih sebagai penulis, ada rasa berbeda dengan gelaran obral itu. Buku saya pernah dibegitukan: banting harga serendah-rendahnya.