Blog

Deandra: di Kelas Juara, di Sirkuit Jawara

Deandra dan Boneng: kekompakan anak-bapak. (foto: dokumentasi Henrycus Susanto)

Deandra dan Boneng: kekompakan anak-bapak. (foto: dokumentasi Henrycus Susanto)

Boneng, atau kalian mengenalnya sebagai Henry, sedang “judek” kala itu. Otaknya senut-senut. Mulutnya gagu. “Punya karyawan baru nggak bisa pegang kamera. Padahal IP-nya tinggi,” gerutunya. Bersamaan, anak sulungnya mengajukan permintaan, “Pi, beliin trail ya.” Blar!

Kala itu Agustus 2015. Si sulung kelas 6 SD. Kebanyakan orang tua bisa jadi akan langsung menangkis, “Tidak! Kurangi bermain! Belajar! Belajar! Sudah mau ujian nasional.” Lalu anak akan “mecucu”, balik kanan masuk kamar, dan membanting diri ke tempat tidur sambil nyumpahi orangtuanya.

Algoritma Bidding versus Algoritma Kidding

170325 Main bolaBelakangan, saya melakukan gerakan yang “melawan gravitasi”. Saat banyak orang tergila-gila dengan “algoritma bidding” dengan mesin, saya melakukan sebaliknya: tanpa mesin.

Algoritma bidding populer di kalangan digital marketers. Ia semacam rumus pembacaan digital untuk mengenali pengguna internet: siapa suka apa, siapa ngapain aja, di mana siapa suka ngapain, kapan siapa ngapain, apa alasan siapa melakukan apa, dst. Algoritma bidding membantu siapa saja untuk menjangkau siapa saja secara tepat dan otomatis. Komentar dari penerima pesan, “Kok iklan ini tahu banget aku lagi pengen ini ya?” atau, “Sama-sama buka halaman yang sama tapi kok iklan yang tampil di layar temanku beda dengan yang tampil di layarku ya…” sudah bisa ditebak pasti umpan baliknya.

Bagi-Bagi Ide, Mudahkan Tulisan Diingat

Story Writing yang Reflektif dan Menggerakkan

Story Writing yang Reflektif dan Menggerakkan

Tujuan pelatihan menulis (writing training) itu sederhana: peserta bisa menulis. Itu saja. Tidak lebih, tidak kurang. Pelatihan menulis yang berhasil adalah pelatihan yang membawa peserta “dari tidak bisa menjadi bisa”, “dari bisa menjadi biasa”, dan dari “biasa menjadi otomatis”.

Untuk itu, sebagai pelatih menulis, setiap kali mendapatkan undangan untuk mengisi pelatihan, saya selalu menerjemahkan tema yang diberikan supaya bisa saya konkretkan. Saya tidak mau mengisi pelatihan menulis dengan tujuan yang keliru: membuat peserta tahu teori menulis.