Blog

Apa arti “bagus” ketika aku mengomentari tulisanmu?

Tulisan mencerminkan isi kepala penulis. Cek tulisan, cek isi kepala penulis.

Tulisan mencerminkan isi kepala penulis. Cek tulisan, cek isi kepala penulis.

Mau tahu, jika saya berkomentar “bagus” terhadap suatu tulisan artinya apa?

Sebelum menjawab pertanyaan itu saya mau cerita.

Sebagai penulis dan pelatih penulis, saya kerap mendapatkan pertanyaan, “Mas, tulisan saya dinilai ya.” Saya selalu jawab, “Ya!” Apakah saya kemudian lekas menilai? Tunggu dulu.

Akhir Batas, Inikah Berkah Covid-19?

Pandemi covid-19 membatasi pergerakan namun tak boleh membatasi kreativitas. Teknologi digital solusi belajar jarak jauh.

Pandemi covid-19 membatasi pergerakan namun tak boleh membatasi kreativitas. Teknologi digital solusi belajar jarak jauh.

Undangan menjadi fasilitator ekskul “creative writing” dari SMAK Penabur Bandar Lampung saya sambut dengan antusias. Bukan karena siap, melainkan karena tertantang untuk beradaptasi dengan kebiasaan belajar-mengajar jarak jauh.

Bukan. Saya tidak jadi guru yang menerangkan teori menulis. Saya tidak jadi mentor yang mencontohkan pengalaman menulis saya. Saya pun tidak jadi trainer yang melatih kecakapan menulis.

Tidak Semestinya Saya Cerita Ini: Bali

Ke Bali? Saya Tidak Selalu Menemui Anda

Ke Bali? Saya Tidak Selalu Menemui Anda

Jika dituruti, setiap hari saya bisa ngopi dan begadang di luar rumah. Sebab, setiap hari selalu saja ada teman atau kolega yang datang ke Bali.

Dari yang datang, hampir semua meninggalkan jejak digital. Jika tak woro-woro di grup WA, “Bro, ada yang tinggal di Bali nggak, ya? Gua ada training di Seminyak nih,” ya pasang status di FB lengkap dengan penanda sedang di bandara asal menuju “Ngurah Rai International Airport Denpasar”.

Tanpa Rokok: Bincang Bisnis Media

Ngopi bareng Fauzan Marassabesy

Ngopi bareng Fauzan Marassabesy

Sama-sama tinggal di Bali, sama-sama sering dapat tugas ke luar Bali. Maka, selagi tak ke mana-mana, berharga sekali perjumpaan seperti ini.

Ada banyak kesamaan cerita yang menautkan kami. Kami sama-sama pekerja media massa. Oh, lebih tepatnya, saya pernah, Mas Oezanee Marssy (Fauzan Marasabessy) masih aktif. Saya di redaksi, Mas Fauzan di bisnis. Ia sekarang Direktur Tribun Bali & Pos Kupang Kompas Gramedia.

Membaca Tanda Kematian

Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong, sedang menghampiri siswi-siswi SMK Pariwisata dan Kelautan Ancop di asrama mereka di Likotuden. Sekolah ini baru berdiri tahun ini.

Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong, sedang menghampiri siswi-siswi SMK Pariwisata dan Kelautan Ancop di asrama mereka di Likotuden. Sekolah ini baru berdiri tahun ini.

Berjuluk “sripaholic” (Jw, sripah: kematian), lama-lama saya mulai mencermati tanda-tanda kematian. Juga membaca mana kematian yang pantas dirayakan dan mana kematian yang berujung batu kutukan.

Tidak. Kali ini tidak tentang kematian manusia melainkan kematian organisasi. Tentu, ada manusia di organisasi. Tentu, kematian organisasi tak lepas dari kematian manusianya. Sebab, organisasi hanya ada jika ada manusia di dalamnya, yang menggerakkannya, dan yang kemudian menghentikannya.