Blog

Puasa bermedsos, cara detoks dari racun

Yang pernah bermanfaat jadi sampah. Sampah pun bisa kembali bermanfaat jika dibersihkan.

Yang pernah bermanfaat jadi sampah. Sampah pun bisa kembali bermanfaat jika dibersihkan.

Pagi ini sudah seperti yang kuimpi. Matahari belum meninggi tapi sinarnya sudah mendarat di jendela belakang kamar. Tidak kesiangan meski tak jua bangun pagi-pagi.

Kebiasaan lama, sebelum beranjak buka hape yang tertidur di samping kasur. Cek WA tiada pesan masuk. Tak ada warna hijau.

FB, IG, dan Twitter tak kubuka. Sejak semalam aplikas-aplikasi itu kunonaktifkan. Tepatnya aku “sign-out”. Semalam juga, pas pergantian hari, aku “left” dari semua grup WA, kecuali beberapa grup kerja dan grup keluarga inti.

Avatar, Pelarian Orang yang Nggak Mampu

Dengan avatar saja cukupkah menceritakan siapa dirimu?

Dengan avatar saja cukupkah menceritakan siapa dirimu?

Judul “sengak” ini sengaja kupilih untuk mengimbangi “hari avatar” yang tiba-tiba menghiasi dinding fesbuk sejak satu-dua hari kemarin. Jika kamu nggak mampu, boleh kamu sudahi baca tulisan ini. Jika kamu mampu, tahan dan cerna sampai selesai.

Kumulai cerita dari sini:

Kamu yang pernah menjalani wawancara kerja pernah dapat pertanyaan ini, “Ceritakan siapa dirimu.” Lisan. Langsung di depan pewawancara.

Simpati Pelanggan Indosat untuk Telkomsel: Esok Ada Mentari…

Wujud protes peretas nggak usah saya tampilin ya...

Wujud protes peretas nggak usah saya tampilin ya…

Situs resmi Telkomsel diretas! Si peretas protes atas tarif kuota internet provider ini yang mahal. Tuntutannya sederhana: turunkan harga.

Saya bukan pengguna Telkomsel. Sesekali memakainya iya, terutama ketika ada pekerjaan ke daerah-daerah. Selain minum klorokuin supaya tercegah dari malaria, kartu perdana Telkomsel wajib saya selipkan di dompet. Minimal pulsa cukup untuk telepon dan sms seminggu. Jika beruntung paket datanya terpakai—karena pernah pula blank sinyal.

Jangkauan Telkomsel paling luas. Itu janjinya. Dan saya sudah membuktikan. Ke mana pun saya pergi ada sinyal Telkomsel—kecuali tidak.

Bunga Ahok, Dongeng Masyarakat Cengeng

Ahok-Djarot: leadership with heart (foto: liputan6.com)

Ahok-Djarot: leadership with heart (foto: liputan6.com)

Cengeng sekali mereka. Menangis di teras balaikota. Memenuhi halaman balaikota dengan bunga bernada duka dan nestapa. Sebenarnya mau mereka apa?

Sebentar. Saya jelaskan setelah yang berikut ini:

Saya meneteskan air mata. Terharu. Kata-kata yang tertulis di karangan bunga itu amat menyentuh, alih-alih menggugat. Ada yang mengucapkan terima kasih. Ada yang mengungkapkan cinta. Ada yang memberikan semangat. Ada yang merasa kehilangan.

Ada yang berapi-api. Ada yang puitis. Sungguh berbeda dengan kebanyakan ucapan di karangan bunga.

Usah Lebay, Pilkada DKI Jakarta Sudah Usai

Pertunjukan sudah usai

Pertunjukan sudah usai

Nggak usah terkejut. Hasil Pilkada DKI Jakarta itu biasa banget. Lha di mana-mana kan pemilihan selalu menghasilkan pemenang dan menjungkalkan yang kalah.

Jakarta akan tetap baik-baik saja. Sekaligus Jakarta akan tetap tak baik-baik saja. Siapa pun gubernurnya, Jakarta tetaplah Jakarta. Ini kota pemenang dan pecundang sekaligus. Ini kota pemenang bisa berbalik menjadi pecundang atau pecundang sekonyong-konyong jadi pemenang.

Sesederhana Thamrin yang tiba-tiba macet, dan tiba-tiba meloloskan barisan orang penting dikawal patroli. Jakarta akan tetap menyenangkan bagi mereka yang kalah. Mereka tak akan beringsut dari kota ini.