Blog

Pupuk Organik, Tentara Organik, dan Penulis Organik

Pupuk organik: ubah sampah jadi berkah.

Pupuk organik: ubah sampah jadi berkah.

Seorang pastur menggugat uskup ketika menerima SK dari atasannya itu, “Bukankah Bapak Uskup tahu saya anti lembaga ini?”

Pastur muda itu merangkai sejumlah fakta pendukung untuk memperkuat alasan penolakannya. “Saya demo paling depan menolak dwi fungsi ABRI.”

“Apa hasilnya?” tanya balik uskup. “Pastur tahu, lembaga ini terlalu kuat untuk diubah dari luar.”

Algoritma Bidding versus Algoritma Kidding

170325 Main bolaBelakangan, saya melakukan gerakan yang “melawan gravitasi”. Saat banyak orang tergila-gila dengan “algoritma bidding” dengan mesin, saya melakukan sebaliknya: tanpa mesin.

Algoritma bidding populer di kalangan digital marketers. Ia semacam rumus pembacaan digital untuk mengenali pengguna internet: siapa suka apa, siapa ngapain aja, di mana siapa suka ngapain, kapan siapa ngapain, apa alasan siapa melakukan apa, dst. Algoritma bidding membantu siapa saja untuk menjangkau siapa saja secara tepat dan otomatis. Komentar dari penerima pesan, “Kok iklan ini tahu banget aku lagi pengen ini ya?” atau, “Sama-sama buka halaman yang sama tapi kok iklan yang tampil di layar temanku beda dengan yang tampil di layarku ya…” sudah bisa ditebak pasti umpan baliknya.

Arus Balik

Kembali, yang pergi itu kembali. Ke tempat semula ia kembali. Pergi dan kembali itu seperti aliran sungai. Mengalir […]

Lelaki di Sangalaki

Bukan hanya untuk lelaki, namun banyak kisah lelaki di Sangalaki. Sangalaki juga untuk perempuan karena banyak inspirasi tentang sifat-sifat keibuan di sini.

 

Ubur-ubur di perairan Sangalaki (foto @DittoBirawa | Nikon Coolpix AW120)

Ubur-ubur di perairan Sangalaki (foto @DittoBirawa | Nikon Coolpix AW120)

Hampir tengah malam ketika seseorang mengetuk kamar kami. Ketukan lirih ini begitu jelas terdengar. Saking sunyinya, suara mendesis saja terendus.

Saya belum tidur ketika orang itu membuka pintu sambil berujar, “Jadi lihat penyu bertelur, Mas?” Tanpa pikir panjang, saya sahut, “Sekarang?” Di balik pintu yang gelap saya lupa wajah petugas resort itu. Jika petugas itu membaca tulisan ini, izinkan saya mengucapkan terima kasih. Malam itu saya lupa mengucapkannya.

Sore sebelumnya, petugas resort memang berjanji, pukul berapa pun kami akan dibangunkan jika ada penyu hijau (Chelonia mydas) yang menepi untuk bertelur. Kami sempat ragu sebab malam sebelumnya tak satu penyu pun berlabuh di Sangalaki, pulau tempat kami menginap dua malam ini. Mungkin mereka malu kepada kami. Atau mungkin mereka sedang mengamati dari jauh apakah kami orang baik yang tidak akan mengganggu mereka.