Memasuki rumah dua lantai ini rasanya sejuk sekali. Adem. Padahal, matahari sedang terik-teriknya di penghujung musim kemarau. Berdiri kokoh di Jalan Soekarno-Hatta 37, Bukittinggi, Sumatera Barat, bangunan beratap seng dan berdinding kayu ini lekas membawa imajinasi saya ke masa sekian puluh tahun silam.
Muhammad Athar adalah nama kecil Bung Hatta. Kelak kita mencatat sebagai Drs. Muhammad Hatta. Athar berarti harum. Dan benarlah, hingga kini nama Bung Hatta begitu harum bagi bangsa Indonesia. Selain sebagai dwitunggal proklamator bersama Ir Soekarno, Bung Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi.
Beda dengan Bung Karno yang flamboyan dan populis, Bung Hatta cenderung diam dan bergerak di belakang layar. Ia banyak menulis—mengagumkan. Ia aktif di Majalah Hindia Putra (Indonesia Merdeka) sambil bergiat di Perhimpunan Indonesia. Studi dan berorganisasi ia jalani sekaligus.